AMMAN Kembali Distribusikan Filter Air Guna Bantu Ketersediaan Akses Air Bersih di KSB
Komitmen Terhadap Pencegahan Stunting Bagi Masyarakat Sumbawa Barat
Sumbawa Barat – Penapewarta
PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN) bersama mitra pelaksana Waves for Water kembali melaksanakan program “Air Bersih Bersama AMMAN” yang telah memasuki tahap ke-3 penyelenggarannya. Kali ini, sebanyak 400 filter air beserta perlengkapannya dibagikan kepada masyarakat di lima belas desa dari lima kecamatan, antara lain Kecamatan Taliwang, Kecamatan Brang Rea, Kecamatan Brang Ene, Kecamatan Taliwang dan Kecamatan Poto Tano.
Sejauh ini, total sebanyak 1000 filter air bersih telah didonasikan, dengan prioritas kepada keluarga dengan anak berkondisi stunting, keluarga pra-sejahtera dan berbagai fasilitas umum. Simbolisasi penyerahan filter air beserta perlengkapannya dilakukan pada 19 Desember 2022, bertepatan dengan Upacara Syukur bertempat di Kantor Bupati Sumbawa Barat-Komplek Kemutar Telu Center (KTC), serta turut dihadiri oleh Bupati KSB Dr. Ir. H. W. Musyafirin, M.M serta Wakil Bupati KSB Fud Syaifuddin, ST.
Dalam sambutannya, Bupati KSB Dr. Ir. H.W. Musyafirin, M.M mengapresiasi inisiatif AMMAN dalam menjalankan program yang memiliki dampak berkelanjutan bagi masyarakat.
“Pentingnya akses terhadap air bersih terlihat dari fokus Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat dalam program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), yang salah satunya adalah pengelolaan air minum rumah tangga. Dengan program ini, AMMAN turut membantu Pemerintah melanjutkan STBM, yang telah berhasil dijalankan, serta memperluas jangkauan penyediaan akses air bersih bagi masyarakat KSB. Yang tidak kalah penting adalah melanjutkan kerjasama ini melalui penyuluhan dan monitoring agar dampak positif yang dirasakan dapat terus berlanjut,” ujar Musyafirin.
Program Air Bersih Bersama AMMAN merupakan salah satu wujud tanggung jawab sosial perusahaan dalam usaha mendukung pemenuhan hak-hak dasar masyarakat untuk kesehatan yang baik, di mana salah satunya adalah ketersediaan akses air bersih. Peningkatan akses bagi masyarakat ini merupakan bagian dari peta jalan program penurunan angka stunting yang dilakukan oleh AMMAN, dengan tujuan meningkatkan status kesehatan dan optimalisasi asupan nutrisi bagi ibu dan anak. Ini senada dengan program prioritas nasional, dimana akses terhadap air bersih dan pelayanan sanitasi dasar merupakan salah satu program prioritas nasional dengan adanya Perpres Nomor 185 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi.
Manager Community Development AMMAN Dimas Purnama menjelaskan bahwa hubungan antara konsumsi air bersih dengan kesejahteraan dan pengembangan masyarakat sangat erat.
“Perilaku mengkonsumsi air tidak layak minum dapat menimbulkan diare serta menurunnya nutrisi yang terserap. Infeksi yang berulang akibat mengkonsumsi air tidak layak minum menjadi salah satu penyebab kasus stunting. Melalui pendistribusian filter air beserta perlengkapannya, kami berharap dapat berkontribusi aktif dalam mendukung pemerintah untuk meningkatkan tingkat kesehatan warga KSB, sekaligus sebagai salah satu upaya pencegahan stunting yang kami lakukan secara terus menerus.Sejauh ini, program yang telah kami mulai sejak April 2022 dapat menjangkau lebih dari 2000 Kepala Keluarga dari 8 kecamatan sehingga akses air bersih dapat terpenuhi dengan baik. Ini merupakan salah satu harapan AMMAN untuk menciptakan warisan terbaik bagi generasi mendatang.” jelas Dimas.
Menurut definisi dari World Health Organization (WHO), stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak-anak sebagai akibat dari dari gizi buruk, infeksi berulang, serta stimulasi psikososial yang tidak memadai. Tingginya angka stunting menjadi permasalahan mendasar yang membutuhkan perhatian, dimana nantinya dapat berpengaruh terhadap kualitas generasi produktif di masa mendatang.
Data terkini menyebutkan bahwa KSB menempati urutan pertama di Provinsi NTB yang paling kecil angka stuntingnya dengan persentase 9,22 persen di tahun ini. Sementara itu berdasarkan hasil survei Kementerian Kesehatan tahun 2021, angka prevalensi stunting di Indonesia pada 2021 adalah sebesar 24,4% serta ditargetkan turun oleh pemerintah hingga 14% pada tahun 2024. Oleh karena itu, dibutuhkan kerjasama erat antara berbagai pihak untuk mencapai target tersebut, mulai dari pihak pemerintah, swasta, maupun organisasi nonprofit. (*)