Angka Stunting KSB Terendah di NTB, Wabup Minta Tim TPPS Untuk Terus Bekerja Keras
Sumbawa Barat – Penapewarta
Wakil Bupati Sumbawa Barat , Fud Syaifuddin, ST memberi apreasiasi kepada Tim percepatan penurunan stunting (TPPS) karena telah berhasil membawa Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) sebagai kabupaten terbaik dalam penurunan Stunting di Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Meski demikian, ia meminta agar TPPS untuk tidak terus berbangga dan tetap bekerja keras untuk capaian yang lebih baik.
Hal ini disampaikan Wabup saat pelaksanaan rakor TPPS tingkat Kabupaten di Hanipati resto, Taliwang, Kamis (11/05). Dalam kegiatan itu, juga dihadiri Wakil Ketua DPRD KSB Merliza, S.Sos, Unsur Forkopimda, Manager Sosial Infact PT.AMNT, para Kepala OPD dan Camat.
“Meskipun hari ini kita dengan status terendah dan mengalahkan kabupaten lain khususnya di NTB, kita tidak boleh terus berbangga. Jangan hanya fokus penanganan angka rawan stunting saja, kita juga harus memperhatikan angka menuju stunting. Yang ingin saya tekankan, Ketahanan pangan kita harus mapan. Ketahanan pangan harus kita kolaborasikan, membuat produk makanan, program Gemar makan ikan agar bagaimana orang tidak mampu bisa makan enak. Saya minta ke Dinas Dikbud, dan Dikes, agar bisa memprogramkan Siswa peduli anak stunting. Kegiatannya sederhana saja, bisa berbagi telor matang misalnya ke anak anak stunting. Selain membangun kepedulian, mereka juga bisa berintrospeksi diri bahwa gizi sangat bermanfaat bagi perkembangkan otak mereka,” kata Wabup.
“Demikian pula para camat agar dapat berkoordinasi dengan puskesmas, duduk bareng dengan 228 posyandu, karena InsyAllah tahun ini kita akan adakan Lomba desa kelurahan peduli stunting. Kita ingin lihat, mana Desa/Kelurahan yang memiliki inovasi dalam menurunkan angka stunting di Desa dan Kelurahannya masing-masing,” sambung Wabup.
Wabup menambahkan, dari hasil laporan aplikasi e-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM), angka stunting di KSB menurun dari 18,70 hingga angka 7,83 tahun 2023. Ini cukup baik dan Kita boleh berbangga, tetapi tanpa kita sadari bahwa dari tahun 2022 bulan februari kita berada di angka 9 %. Bulan agustus turun sebesar 0,8 persen. Dari Agustus 2022 sampai 2023 turun sebesar 0,9 %. Berarti dalam satu tahun angka stunting kita hanya turun 1 persen. Ini yang perlu menjadi perhatian bagi kita semua, karena angka APBD yang memback up upaya penurunan stunting ini sudah sangat maksimal,” tandas Wabup.
Sementara itu, Kepala DP2KBP3A H. Tuwuh, S.Ap menyampaikan bahwa tugas dalam penanganan stunting ini dilaksanakan berdasarkan Perpres nomor 72 tahun 2021 yang menekan lima pilar utama dalam penanganan stunting.
Dalam kesempatan tersebut, H.Tuwuh juga melaporkan beberapa hal yang telah dilaksanakan selama 5 bulan ini dalam upaya penurunan angka stunting yaitu, Pelatihan tim pendamping keluarga, Rapat analisis elektronik pencatatan gizi berbasis masyarakat. Sosialisasi percepatan penurunan stunting melalui Perbup bebas stunting 10 desa lokus, Rakor Mini penurunan angka stunting, penandatanganan MOU BKKBN Propinsi NTB dengan Universitas cordoba dan Pemda KSB, Pemulihan Balita stunting di daerah lingkar tambang, Parenting class bagi ibu ibu hamil di kecamatan lingkar rambang yang ditangani oleh PT AMNT, dan Peningkatan kapasitas tim pendamping keluarga di 8 kecamatan yang di fasilitasi oleh PT. AMNT.
“Kegiatan-kegiatan tersebut untuk menggalang komitmen dalam upaya panurunan angka stunting yang telah dilakukan oleh tim dari tingkat Kabupaten hingga Desa. Kegiatan tersebut diikuti oleh 94 orang peserta,” tutup H Tuwuh. (*)