Bupati KSB Beri Solusi Agar Samsat Bangun Kerjasama Dengan Agen Gotong Royong
Sumbawa Barat – Penapewarta
Bupati Sumbawa Barat Dr.Ir.H. W. Musyafirin.,MM menerima kunjungan jajaran pengurus PT. Jasa Raharja Cabang NTB diruang kerjanya, Graha Fitrah, Jumat (11/08). Kunjungan tersebut guna membahas kesadaran masyarakat dalam membayar pajak kendaraan.
Kepala PT. Jasa Raharja Perwakilan Sumbawa Budi Hari Prasetyo, SE menyampaikan bahwa, fungsi perusahaan sekarang ini selain layanan pajak, juga untuk pelayanan santunan. Jika melihat potret KSB secara keseluruhan, jumlah korban kecelakaan banyak. Tetapi secara umum untuk pendapatan minus, dimana jumlah pendapatan lebih dari jumlah claim uang yang dibayar.
“Tahun ini kami membayarkan claim 12 orang di kalikan 50 juta artinya sebanyak 600 juta untuk pembayaran claim. Sementara pendapatan cuma 100 juta berarti minus 500 juta. Ada dua harapan kami ke depannya yaitu masyarakat tertib dalam berlalu lintas dan juga tertib bayar pajak,” kata Budi Hari.
“Harapannya kita bisa saling berdinergi. Karena kesadaran berkendara dan membayar pajak ini merupakan tanggungjawab semua. Begitupun juga kami melaksanakan sosialisasi ke sekolah sekolah dengan harapan, Pelajar dan mahasiswa mendapatkan nasihat dari guru ataupun dosen untuk berhati hati dalam berlalu lintas,” sambungnya.
Budi Hari menambahkan, sumber pendapatan dari samsat yaitu Pajak Kendaraan Bermotor (PKM) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBKNB) da (PKB), Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ).
“Dana kita kelola sendiri, dan jumlahnya sedikit. Memang masyarakat belum begitu sadar untuk rutin membayar pajak kendaraan, dan dari samsat punya program pembebasan denda. Kendaraan ysng 10 tahun tidak bayar pajak maka dia cukup bayar 5 tahun. Dan kepada wajib pajak yang tertib bayar pajak, akan ada undian hadiah umroh. Sementara itu, potensi kendaraan ysng ada di KSB sebanyak 51 ribu kendaraan, dan baru 30 persen yang patuh membayar pajak,” urainya
Sementara itu Bupati menanggapi dan memberi solusi apa yang menjadi persoalan yang dihadapi Samsat KSB saat ini. Bupati menyampaikan bahwa dahulunya samsat pernah dibantu agen gotong royong dalam melakukan pendataan keberadaan motor warga. Pendataan itu juga disertai informasi kendaraan mana yang belum membayar pajak. Pada waktu itu, tiap tiga orang agent gotong royong mengurus 150 KK.
“Jadi memang masalahnya terdapat kesulitan bagi samsat, karena begitu masyarakat beli motor belum lama dipaksi langsung dijual, maka berpengaruh terhadap administrasi surat menyurat kendaraan. Setiap malam jumat dalam laporan warga, terkadang ada keluhan warga mengenai penanganan telat dalam berurusan dengan samsat, korban kecelakaan tunggal yang tidak bisa mengklaim asuransi, dan kadang kami tidak bisa menjawabnya,” jelas Bupati.
“Awalnya kita bantu samsat melalui pendataan oleh Agent terhadap motor yang tidak tahu alamatnya. Mereka pasti tahu, dan daerah berkepentingan karena ada bagi hasil. Dan yang paling penting kita dorong kepatuhannya,” tutup Bupati. (*)