Februari Ini, Curah Hujan di KSB Diperkirakan Cukup Tinggi
Penapewarta – Sumbawa Barat
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sumbawa memperikarkan wilayah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) mulai diguyur hujan dengan intensitas cukup tinggi pada Februari 2020.
” Angin Muson mulai terlihat bergerak dan diperkirakan akan mencapai wilayah Sumbawa Barat pada minggu ke tiga atau keempat dalam bulan ini, ” kata plt Kepala Stasiun Meteologi Sumbawa, Dwi Harjanto di Taliwang, KSB, Kamis (06/01/2020).
Muson merupakan angin musiman yang bersifat priodik. Munculnya angin Muson biasanya ditandai dengan curah hujan yang tinggi
” Pantaun BMKG, suhu udara di permukaan laut sudah mulai tinggi. Ini menandakan jika tidak lama lagi akan mulai hujan dengan intensitas yang cukup tinggi, ” jelas Dwi Harjanto.

Lebih jauh dipaparkan, Januari 2020 intensitas hujan di wilayah Sumbawa Barat cukup rendah, bahkan nyaris tidak hujan meski saat ini tergolong dalam musim hujan.
Data curah hujan dari pos hujan kerjasama BMKG dan UPT BMKG di wilayah NTB, curah hujan dasarian II Januari 2020 terlihat mengalami penurunan yang cukup signifikan bila dibandingkan dengan akumulasi curah hujan dasarian sebelumnya.
Curah hujan terendah yang terjadi di dasarian II Januari adalah 0 mm dimana terjadi di wilayah Kabupaten Sumbawa Barat pos hujan Tano, wilayah Kabupaten Sumbawa Besar pos hujan Alas, pos hujan Alas Barat, pos hujan Utan. Wilayah Kabupaten Dompu pos hujan Dompu, pos hujan Pajo, pos hujan Kempo. Wilayah Kabupaten Bima pos hujan Palibelo, pos hujan Donggo.
Adapun Curah hujan tertinggi terjadi di pos hujan Sekongkang Kabupaten Sumbawa Barat sebesar 157 mm.
Curah hujan maksimum di dasarian II Januari 2020 adalah yang paling rendah jika dibandingkan dengan dasarian sebelumnya yaitu 405 mm di pos hujan Donggo Kabupaten Bima pada Dasarain I Januari 2020, 305 mm di pos hujan Pajo pada dasarian III Desember 2019, dan 311 mm di pos hujan Brang Ene pada kabupaten Sumbawa Barat pada dasarian II Desember 2019.
Curah hujan ekstrem rendah yang terjadi di bulan Januari 2020 dipicu dengan adanya wilayah kering di Indonesia akibat dari aktifnya MJO fase subsiden. Hal ini juga di dukung dengan banyaknya gangguan angin pada dasarian II Januari 2020 dan dapat dikatakan adanya fenomena “Jeda Monsun”. Terlebih lagi aktifnya angin timuran dalam waktu singkat di Jawa, Bali Nusa Tenggara pada dasarian II Januari 2020 menyebabkan melemahnya angin baratan.
” Analisis potensial velositi juga mendukung kondisi MJO dimana tidak adanya wilayah konvergensi di NTB. Pasokan uap air yang sedikit diakibatkan mendinginnya suhu muka air laut di wilayah selatan Indonesia khususnya wilayah NTB,” tandas Dwi Harjanto (P-01)