EDITORIAL

Dampak pengangkutan ayam hidup dengan mobil van terhadap kesehatan masyarakat

Oleh : Febby Marsya Ananda (L1C022011)

Universitas Mataram, Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Politik

Ayam pedaging dan kendaraan lain yang biasa terlihat di jalan-jalan NTB mempunyai dampak yang signifikan terhadap kesehatan masyarakat setempat. Mendistribusikan ayam hidup menggunakan truk pickup tanpa pengamanan yang baik dapat mengakibatkan penyebaran penyakit, pencemaran udara, dan pencemaran lingkungan.

Ayam yang diangkut dalam tangki terbuka dapat menyebarkan penyakit zoonosis yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Ayam hidup seringkali membawa bakteri seperti salmonella dan campylobacter yang dapat mencemari udara dan lingkungan.

Penelitian menunjukkan bahwa pekerja dan masyarakat yang sering terpapar ayam hidup, terutama di lingkungan transportasi luar ruangan seperti ini, lebih rentan terhadap infeksi saluran pernapasan dan saluran cerna. Masalah yang umum terjadi pada pengangkutan ayam hidup dengan truk terbuka adalah tersebarnya bau tidak sedap di sepanjang jalur pengangkutan.

Selain itu, debu, bulu, dan kotoran yang terbawa selama perjalanan dapat mencemari udara dan menyebabkan iritasi pernapasan bagi orang-orang yang tinggal di sepanjang rute. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), paparan polusi udara dalam jangka panjang dapat menyebabkan penyakit kronis seperti asma, bronkitis, dan infeksi paru-paru.

Kotoran ayam dan cairan tubuh yang dikeluarkan selama pengangkutan dapat berserakan di jalan dan mencemari sumber air, apalagi jika kendaraan melaju di dekat pemukiman warga atau sumber air bersih. Jika limbah ini tidak segera dibersihkan, bakteri dan patogen lainnya dapat mencemari air minum dan menyebabkan wabah penyakit di masyarakat.

Pengangkutan ayam hidup dalam tangki terbuka masih menjadi praktik umum di NTB. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya regulasi dan pengawasan yang ketat terhadap proses pengangkutan unggas. Meskipun beberapa daerah di Indonesia telah menerapkan peraturan ketat mengenai pengangkutan hewan hidup untuk mengurangi risiko kesehatan, penerapannya di NTB masih perlu ditingkatkan.

Untuk mengurangi dampak kesehatan dari kendaraan yang mengangkut ayam potong, langkah-langkah khusus harus diambil: penggunaan kendaraan tertutup, edukasi bagi operator, peningkatan pengawasan pemerintah Pengangkutan ayam hidup dengan mobil bak terbuka di Nusa Tenggara Barat (NTB) tidak hanya berdampak pada kesehatan, tetapi juga dapat dianalisis melalui teori sosiologi.

Salah satu teori yang relevan untuk memahami fenomena ini adalah Teori Struktural Fungsionalisme dari Talcott Parsons. Teori struktural-fungsionalisme memandang masyarakat sebagai suatu sistem dari berbagai komponen atau institusi yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk mencapai keseimbangan dan stabilitas.

Masing-masing elemen masyarakat mempunyai fungsi tertentu, seperti sistem perekonomian (distribusi ayam), sistem kesehatan, dan sistem peraturan pemerintah. Jika salah satu elemen dalam sistem tidak berfungsi dengan baik, maka dapat terjadi ketidakseimbangan dan berdampak pada masyarakat secara keseluruhan.

Dalam konteks penggunaan truk pickup untuk mengangkut ayam broiler, praktik ini dapat dianggap sebagai bagian dari sistem perekonomian lokal yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat lokal. Namun bila tindakan tersebut dilakukan tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap kesehatan dan lingkungan, maka akan menimbulkan “disfungsi” sistem sosial, khususnya kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan. Menurut Parsons, ketidakseimbangan di satu bagian masyarakat dapat menyebabkan disfungsi yang berdampak pada seluruh masyarakat.

Pengangkutan ayam hidup yang tidak sehat menimbulkan risiko penyebaran penyakit zoonosis seperti Salmonella dan Campylobacter yang mengancam kesehatan masyarakat. Hal ini menyebabkan tidak berfungsinya sistem kesehatan masyarakat, meningkatkan risiko penyakit, dan berdampak pada kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Jika pemerintah daerah dan institusi medis tidak dapat merespon dengan peraturan dan pengawasan yang tepat, maka disfungsi akan terus berlanjut dan keseimbangan masyarakat akan terganggu. Sistem sanitasi dan kesehatan tidak dapat mengatasi dampak perekonomian yang tidak memperhitungkan kebersihan.

Kaum fungsionalis percaya bahwa perubahan atau penyesuaian sistem diperlukan untuk memulihkan keseimbangan sosial. Dalam hal ini, penguatan peraturan pemerintah mengenai pengangkutan ayam hidup dan edukasi kepada pengusaha dan masyarakat merupakan langkah penting.

Dengan menerapkan peraturan yang tepat dan meningkatkan kesadaran akan bahaya praktik ini, keseimbangan antara sistem ekonomi, kesehatan, dan lingkungan dapat tercapai. Dalam pandangan fungsionalis, negara sebagai institusi sosial mempunyai peranan penting dalam menjaga keseimbangan sosial.

Pemerintah NTB harus lebih aktif mengatur sistem distribusi unggas untuk meminimalkan dampak negatif terhadap kesehatan dan lingkungan. Hal ini sesuai dengan fungsi pengaturan dan pengawasan dalam teori fungsionalis yang bertujuan untuk menjaga stabilitas sosial. Pengangkutan ayam hidup dalam tangki terbuka di NTB menyebabkan berbagai gangguan pada sistem pelayanan kesehatan dan lingkungan sosial.

Melalui pendekatan struktural-fungsionalis,kita melihat bahwa ketimpangan sistem distribusi pangan ini memerlukan solusi struktural berupa pengaturan dan pengawasan yang lebih ketat, serta edukasi masyarakat. Dengan cara ini, keseimbangan dan keharmonisan masyarakat dapat dipulihkan dan kesehatan masyarakat dapat lebih terjaga.

Pengangkutan ayam hidup dengan truk pickup di NTB tidak hanya menimbulkan risiko kesehatan seperti penyebaran penyakit zoonosis dan polusi udara, namun juga menyebabkan disfungsi sistem sosial dari perspektif teori struktural-fungsionalis. Praktik ini merusak keseimbangan antara sistem ekonomi, kesehatan, dan lingkungan. Peraturan yang lebih ketat dan pendidikan yang tepat diperlukan agar masyarakat menjadi stabil kembali.

Pemerintah memainkan peran penting dalam memastikan berfungsinya seluruh elemen masyarakat dan kesehatan masyarakat serta lingkungan. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *