ADVERTORIALEKONOMI & BISNISPARIWISATASOSBUD

Didampingi AMMAN, Kelompok Tenun Mantar Berseri Raih Omzet Rp 120 Juta

Sumbawa Barat – Penapewarta

Kelompok Tenun Mantar Berseri Desa Mantar Kecamatan Poto Tano Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) berhasil mengumpulkan omzet Rp 120 juta dalam setahun terakhir. Keberhasilan ini berkat hadirnya PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN) yang menggandeng mitra pelaksana program Digital Tenun Nusantara (DiTenun) dalam memberikan pelatihan dan pendampingan sebagai bagian dari Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM).

Ketua kelompok Tenun Mantar Berseri, Sri Devi, secara gamblang memaparkan tentang andil AMMAN sejak setahun terakhir, sehingga kelompoknya mampu meraih omzet di atas seratus juta rupiah.

“AMMAN memberi kami pelatihan beberapa bulan tentang cara dasar membuat motif tenun (basic motif) dan cara pemasarannya. Kami juga dilatih agar terampil mengoperasikan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM). Singkatnya, berkat pelatihan itu kami yang awalnya beranggotakan 9 orang berhasil membuat 11 motif dasar khas Desa Mantar dan dipromosikan pertama kali pada pameran di Graha Fitrah, Kantor Bupati Sumbawa Barat. Di sini kami mendapat omzet Rp 23 juta,” papar Sri Devi.

Promosi karya kelompok Tenun Mantar Berseri di ajang pameran di Graha Fitrah pada September 2023, berbuah manis. Kelompok 9 perempuan ini kebanjiran orderan baik dari Instansi Pemerintah maupun Swasta.Selain via orderan, omzet kelompok terus bertambah karena diproduksinya aneka cendera mata bermotif Mantar, di antaranya mug, kaos dan tumbler. Cendera mata tersebut cukup diminati oleh wisatawan yang datang untuk melihat pemandangan Negeri di Atas Awan (julukan desa Mantar,red).

“Dari Pameran hingga saat ini, kelompok Tenun Mantar Berseri berhasil mengumpulkan omzet Rp 120 juta. Mudah-mudahan akan terus bertambah karena saat ini kami memiliki tambahan 7 anggota baru,” jelasnya. Kamis (07/09).

Sri Devi berharap, AMMAN akan terus membantu kelompoknya hingga mandiri. Selain pelatihan lanjutan, diharapkan ada bantuan modernisasi alat produksi karena selama ini hanya mengandalkan ATBM dengan kapasitas produksi yang minim.

“Semula kami tidak mau tahu dan cenderung mengabaikan warisan budaya yang ada di desa kami. Hadirnya AMMAN membuka mata kami akan pentingnya pelestarian budaya. Kami sangat berharap AMMAN terus membantu kami hingga bisa berdiri di kaki sendiri,” harap Sri Devi.

Untuk diketahui, menenun di Mantar adalah sebuah tradisi yang sempat dilakukan secara turun-temurun untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan menunjang acara adat, hingga Mantar dikenal sebagai desa sentra penghasil kain tenun karena merupakan salah satu pusat tenun khas KSB. Akan tetapi seiring perkembangan jaman, tradisi ini perlahan menghilang, sehingga menenun mulai tidak menjadi budaya keseharian dan terlupakan sebagai salah satu sumber penghasilan ekonomi yang menjanjikan.

Hadirnya kelompok Tenun Mantar Berseri merupakan salah satu solusi upaya pelestarian. Kelompok ini berdiri seiring hadirnya AMMAN dan berhasil mendapat bantuan berupa bangunan rumah produksi dari Pemerintah Desa dan ATBM dari Pemerintah Daerah dan Bank Indonesia.

Aji Suryanto, Sr. Manager Social Impact AMMAN mengatakan bahwa sebagai bagian dari PPM AMMAN, program Pengembangan Tenun Desa Mantar sudah berlangsung sejak tahun 2023, dan direncanakan berlangsung selama 3 tahun hingga mencapai aspek keberlanjutan yang diharapkan.

“Setelah kurang lebih berjalan selama 1,5 tahun, program pendampingan tenun Mantar telah mencapai berbagai hasil,” jelasnya.

Keberhasilan dimaksud, diantaranya, terbentuknya kelompok pemudi perajin tenun dengan identitas kelompok “Tenun Mantar Berseri”.

Mempelajari motif tenun Mantar dari para perajin sepuh yang kemudian dilanjutkan dengan upaya digitalisasi sebagai upaya preservasi motif tenun Mantar, sekaligus mendesain dan mengembangkan motif-motif baru yang terinspirasi dari lingkungan sekitar (tumbuhan, binatang, bunga, buah) dan kebudayaan (rumah adat, seserahan pernikahan, dll).

Peningkatan kapasitas teknis menenun menggunakan ATBM dan gedogan. Pengembangan koleksi kain tenun dan diversifikasi produk turunan (seperti, baju outer/fashion, dekorasi rumah, pouch, tas selempang, dompet kartu, dompet passport, topi, pin, kaos, tumbler, bingkisan perusahaan, dll).

Pelatihan dan pendampingan kewirausahaan dan manajemen usaha/bisnis (mencakup topik-topik seperti literasi keuangan, penyusunan business plan, perhitungan harga pokok produksi, perhitungan laba rugi, sistem bagi hasil kelompok, penjadwalan kerja kelompok, perencanaan stock produk, pemetaan market/segmentasi pasar, trend permintaan pasar, strategi penjualan dan marketing B2C dan B2B, promosi online dan offline, dll).

Pendampingan pemasaran dan penjualan di level kecamatan dan kabupaten yang perlahan-lahan merambah level nasional dengan omzet lebih dari 120 juta rupiah selama masa 1 tahun berjualan (2023-2024), termasuk diterbitkannya katalog produk Tenun Mantar Berseri.

“Kelompok Tenun Mantar Berseri sudah menguasai basic motif, kedepan pelatihan akan ditingkatkan hingga mereka menguasai tenun ikat atau full motif,” tandasnya. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *