Jejak Inspiratif Sang Petualang Sosial di Belantara Sumbawa
Sebagai petualang sosial, kiprah Rusdianto.AR sudah dimulai semenjak duduk di bangku sekolah dasar (SD) dimana pada saat itu aktif dalam organisasi ke pramukaan serta kegiatan ekstra kurikuler sekolah.
Berawal dari organisasi tersebut Rusdianto.AR terus menghabiskan waktu bermainnya dengan kepramukaan hingga saat ini organisasi tersebut Masi melekat di pundaknya.
Organisasi kepramukaan di akuinya bagian dari sekolah yang banyak memberikan nilai moral dan semangat gotong royong serta mengajarkan tentang nilai hidup dan kehidupan bermasyarakat.
Kendati hari ini Rusdianto.AR telah masuk menjadi Abdi Sipil Negara (ASN) namun semangat dalam memperjuangkan hak-hak rakyat khususnya daerah tertinggal di berbagai wilayah belantara Sumbawa tetap eksis di kunjungi serta di publikasi melalui media sosial maupun media foto.
Meski kegiatan ini menghabiskan banyak materi dan menguras tenaga Rusdianto.AR tidak pernah mengenal lelah dalam mengunjungi dan mendatangi masyarakat ditempat itu, meski melalui jalan- jalan ekstrim untuk sampai ketempat itu, dimana kondisi jalan menunju belantara Sumbawa ini, sangat sulit dilalui yang mana jalan menuju lokasi tersebut harus melalui gunung dan menyebrangi sungai karena tidak adanya akses jembatan yang tersedia selayaknya desa di wilayah lainya di tana intan bulaeng ini.
Dalam perjuangan dan usaha yang dilakukan Rusdianto untuk memastikan ketercapaiannya pendidikan untuntuk anak belantara Sumbawa ini Rusdianto, Ar tidak jarang mengalami kemacetan kendaraan di tengah hutan belantara bahkan hingga tidur di jalan untuk sampai ke daerah tujuan.
Semangat dan keinginan serta jiwa yang menyatu dengan hoby serta senyawa melekat dalam sanubari sang petualang ini itulah yang memotivasi untuk selalu ada dikala masyarakat membutuhkannya .
Ditengah pandemi Covid 19 Rusdianto Ar, telah menunjukan bukti kepeduliannya bagi anak- anak dibelantara Sumbawa dengan menginisasi sistim belajar jarak jauh, dengan menggunakan HT dan Radio FM untuk membantu proses belajar mengajar, mengingat di tempat itu jauh dari jangkaun internet. Hal tersebut sedikit tidaknya membantu siswa dalam mendapatkan layanan pendidikan di era pandemi .
Atas karya dan inovosi serta kreasi Rusdianto, AR ternyata mendapat apresiasi banyak pihak khususnya pemerintah pusat atas keberhasilan dalam menerapkan sistim belajar tersebut dan merupakan daerah pertama ditengah pandemi Covid 19 menerapkan sistim belajar menggunakan HT dan Radio di negeri ini.
Ironinya, meski karya dan inovasinya telah di kenal dan dimanfaatkan masyarakat luas di tengah pandemi, di kabupaten Sumbawa ini, terkesan pemerintah daerah tidak peduli akan karya anak bangsa sendiri. terbukti hingga saat ini dia tidak perna mendapatkan penghargaan selayaknya prestasi – prestasi dibidang lainya yang terus mendapat perhatian pemerintah daerah setempat.
Berbagai Media masa Cetak dan Elektronik nasional dan regional ramai menyuarakan karya sang petualang tersebut rupanya tidak membuat pemerintah daerah bangga akan hal tersebut dan terkesan di pandang sebelah mata, hal ini terbukti dengan tidak adanya forum resmi yang di gelar pemerintah daerah dalam membahas khusus serta memanggil sang inisiator mencerdaskan kehidupan bangsa di tengah belantara Sumbawa ini.
Kebijakan pemerintah dengan merumahkan pendidikan serta menerapkan sistim belajar mengajar online ditengah pandemi Covid 19 ini tentu bagi masyarakat balantara sumbawa yang tidak memiliki jaringan internet akan tidak dapat melakukan proses belajar mengajar seperti yang diharapkan.
Dengan kreasi dan karya yang ditetapkan sang petualang ini dapat memastikan terwujudnya proses belajar mengajar yang masif dan sistimatis serta muda dijangkau dari berbagai kalangan masyarakat.
Selain itu, Rusdianto yang dikenal sang petualang atau anak rimba ini, juga sering melakukan Kegiatan pendampingan masyarakat sejak menjadi mahasiswa pada Universitas Samawa (Unsa) dimana pada saat itu dia Masi mengejar pendidikan SI, disaat itu Rusdianto Ar babyak memberikan pendidkan- pendidikan kritis di daerah konflik.
Rusdianto saat itu dikenal masyarakat Sumbawa sebagai Aktivis Mahasiswa dan sebagai pelopor organisasi kemahasiswaan yang dikenal dengan JDMS (Jaringan Dewan Mahasiswa Samawa) atau organisasi penghubung antara mahasiswa asal Sumbawa dimana pun berada untuk dapat memberikan sumbangan pemikiran serta ide dan gagasan dalam membangun Sumbawa untuk lebih baik, jadi tidak lah heran bila disertasi S2 nya diberi judul “pendidikan kritis sebagai alat perlawanan.
Rusdianto AR merupakan kandidat doktor, kini menempu akhir perkuliahan S3 di Univ Negeri Malang jurusan pendidikan luar sekolah. (Bken perkasa)
Aku pada mu.. Jangan perna nyerah utk anak2 negeri